Di tepian Boom Marina, senja tak hanya turun membawa cahaya keemasan—ia juga menyisakan bisik-bisik hati para remaja yang sedang tumbuh, mencari arti, dan merangkai mimpi. Dari sanalah lahir antologi puisi ini: untaian kata yang jujur, lembut, namun penuh tenaga.
Dalam buku “Mencari Senja di Boom Marina”, para penulis muda dari Sekolah Rakyat Terintegrasi II Kabupaten Banyuwangi menghadirkan dunia mereka apa adanya. Ada cerita tentang langkah kecil yang berani, kekaguman pada alam yang memeluk mereka setiap hari, kerinduan yang sulit diucap, hingga perjalanan batin yang menjadi bagian dari masa remaja yang penuh warna.
Setiap puisi adalah percikan cahaya—kadang hangat, kadang sayu—namun selalu menyimpan harapan. Pembaca akan diajak menyelami kedalaman perasaan, menikmati harmoni antara kata dan suasana, serta menemukan kembali semangat untuk bermimpi tanpa ragu.
Antologi ini bukan sekadar buku. Ia adalah jendela hati, jejak pertumbuhan, dan bukti bahwa kata-kata yang lahir dari kejujuran mampu menjadi pelita bagi siapa pun yang membacanya.
Mencari senja adalah mencari diri.
Dan di Boom Marina, mereka menemukannya.