Naskah Babad Balambangan (Br 384) merupakan turunan dari naskah KBG 337 koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Manuskrip beraksara Jawa berlanggam prosa ini berisi teks yang menceritakan nenek moyang keluarga raja-raja Blambangan dari abad ke17 hingga akhir abad ke-19. Wiracarita mengalir dari masa Prabu Tawangalun hingga Raden Tumenggung Pringgakusuma di ujung timur Jawa. Secara tekstual naskah ini merupakan salah satu naskah dari korpus naskah-naskah Babad Blambangan yang lebih dikenal sebagai Babad Tawangalun. Naskah-naskah yang termasuk ke dalam korpus Babad Blambangan di antaranya Babad Balambangan Purwasastra (Babad Wilis), Babad Bayu, Babad Sembar, Babad Mas Sepuh, Babad Notodiningratan dan Babad Tawangalun. Babad Tawangalun secara tekstual memiliki dua bentuk penulisan yaitu tembang (puisi) dan gancaran (prosa). Versi-versi gancaran Babad Tawangalun di antaranya adalah tiga buah naskah yang disimpan di Bagian Naskah Perpustakaan Nasional Jakarta, yaitu: KBG 337, naskah beraksara Jawa yang diberi judul Boekoe dari tjerita babatnja negeri Blambangan; Br 384, naskah beraksara Jawa yang sama dengan KBG 337; Br 453, naskah yang ditulis dengan aksara pegon. Dua versi naskah gancaran lain berada di Universiteitsbibliotheek di Leiden, yaitu LOr 4087 yang diawali dengan catatan mengenai menyan dan LOr 4088. Naskah-naskah ini memiliki salinannya: dua buah di Bagian Naskah Fakultas Sastra Universitas Indonesia, yaitu Babad Blambangan C yang disalin dari KBG 337, dan Babad Blambangan D, salinan dari Br 453, kedua-duanya dijilidkan bersama dan terdaftar sebagai G 22; dua lagi di Universiteitsbibliotheek di Leiden, yaitu LOr 10.699 dan BCB portf. 180, kedua-duanya salinan dari Lor 4087. Keberadaan naskah ini pernah dicatat oleh Pigeaud dan Witkam.