Siang itu regu Kenanga sedang mencari jejak. Setelah membaca lambang-lambang pramuka, semua regu harus berkumpul di lapangan sepak bola. Setiap regu menghadap seorang Kakak Pembina yang telah ditentukan. Ternyata mereka mendapat tugas dari Kakak Pembina. ”Teman-teman, kita mendapat tugas untuk mengukur tinggi pohon cemara itu,” kata Erna sambil menunjuk pohon cemara yang dimaksud. Erna ketua regu Kenanga. ”Wah, mana mungkin? Kita ’kan tidak membawa meteran,” kata salah seorang anggota regu. ”Iya . . . . Lagian siapa yang berani memanjat pohon setinggi itu?” sahut anggota regu lainnya. Semua anggota regu Kenanga tampak diam. Mereka tampak berpikir keras. Erna sebagai ketua regu mulai tampak gelisah. ”Ayo, jangan diam saja! Kita harus menyelesaikan tugas ini. Atau kita semua harus kena hukuman,” kata Erna dengan cemas. ”Emmm . . . berapa panjang tongkat pramuka kalian?” tanya Erna kepada anggota regu Kenanga. ”160 cm!” jawab mereka serempak. ”Bagus. Nah, berarti kita sekarang bisa mengukur tinggi pohon itu. Apakah kalian sudah lupa pelajaran tentang perbandingan dan skala dalam Matematika?” kata Erna. ”Maksudmu membandingkan bayangan tongkat dengan bayangan pohon cemara?” tanya salah seorang anggota regu. ”Tepat! Ayo, teman-teman, kita kerjakan!” ajak Erna.