Kesenian tradisional Janger Banyuwangi merupakan kesenian hasil perpaduan antara kebudayaan Jawa, Bali, dan Banyuwangi. Kesenian ini muncul dan berkembang awalnya karena mendapat pengaruh berbagai seni pertunjukan dari beberapa daerah lain yang sudah ada terlebih dahulu, seperti Wayang Orang, Langendriya, Ketoprak, Ludruk, Gambuh Bali, dan Arja.
Buku ini selain mengulas tentang seluk beluk kesenian Janger Banyuwangi, juga menceritakan tentang kesenian lain di sekitar Banyuwangi serta nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kesenian tersebut, seperti misalnya nilai budi pekerti, etika bermasyarakat, atau bahkan sikap kepahlawanan.
Hadirnya buku ini diharapkan dapat menambah referensi tentang kesenian tradisional Janger Banyuwangi. Selain itu, diharapkan buku ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pemerhati budaya, akademisi, masyarakat umum, dan juga pemerintah daerah untuk menjaga agar eksistensi kesenian ini tidak punah.
Halaman |
390 halaman |
Sumber |
Kerjasama layan |
Penerbit |
Penerbit BRIN |
Bahasa |
Indonesia |
ISBN |
978-623-8052-78-3 (PDF) |
Tahun Rilis |
2023 |
Mochamad Ilham, Universitas Jember
Mochamad Ilham lahir di Kandangan, Kediri, Oktober 1962. Bersekolah hingga SMP di desanya, kemudian ia melanjutkan ke SMAN I Malang. Pada 1982, penulis menempuh studi S1 Sastra Inggris, FIB, Univ. Jember; S2 Kajian Media dan Komunikasi, FISIP, Univ. Airlangga; dan menyelesaikan studi S3 Ilmu Sastra (Kajian Tradisi Lisan), FIB, Univ. Gadjah Mada, dengan predikat cumlaude.
Hingga kini penulis mengajar di Prodi Sastra Inggris dan PSTF (Prodi Televisi & Film) FIB, Univ. Jember. Sejak di SMA penulis telah aktif menulis naskah drama dan selanjutnya lebih intens pada penulisan skenario. Sejumlah skenario sinetron yang ditulisnya antara lain adalah serial GKD (1996–1997), Maling Aguna (2004), Sate Madura (2005) dan Dewi Rengganis (2006). Dua serial lainnya, Sang Duda dan Luka di Atas Luka, telah diproduksi sebuah PH Malaysia pada tahun 1998/9. Skenario film pendek yang ditulis dan disutradarainya antara lain Rumah Putih di Kaki Langit (2001), terpilih sebagai Film Terbaik FFII 2001, sekaligus memenangkan Sutradara Terbaik dan Aktris Terbaik; Gaco (2002), masuk 10 besar FFII SCTV 2002; Sepenggal Kepala di Sepenggal Waktu (2003), dan Nyanyian Sebilah Pedang (2005), menjadi salah satu film pilihan FFII Global TV 2005. Beberapa bukunya yang telah diterbitkan antara lain Gandrung dan Orang-orang Bawah Tanah (VGM, 2009), berisi kumpulan naskah drama; Kamus Istilah Televisi & Film (Gramedia, 2010), sebuah novel Titik Balik Kesunyian (VGM, 2012), kumpulan esai Pikiran-pikiran (dari) Kampung (VGM, 2013), Orang Pendalungan: Penganyam Kebudayaan di Tapal Kuda (PPJ, 2017) dan Mosaik Kebudayaan Pendalungan (PPJ, 2021). Penulis mendirikan Grup Kentrung Djos pada 1982 dan hingga kini aktif di bidang pengembangan seni budaya di Rumah Budaya Pandhalungan Jember.