LONTAR JUWARSAH adalah naskah kuno yang menceritakan kisah hidup sepasang kekasih, Juwarsah dan Sarawulan (Narawulan; Sinarawulan). Kisah yang dipenuhi romansa, perjumpaan, pertemuan, perpisahan, kegetiran, kematian, perang, kegemilangan dan kebahagiaan ini dianggit dalam bentuk tembang macapat. Dalam khazanah kebudayaan Jawa macapat adalah bentuk puisi lirik tradisional yang di-nyanyikan atau ditembangkan. Macapat memiliki persamaan dengan kata pupuh, gitik, atau tabuh. Sebagai wilayah pinggiran Jawa, Banyuwangi memiliki khazanah nada tembang tersendiri yang terwariskan hingga kini dalam bentuk ritual pelantunan tembang cara Osing, mocoan lontar. Lontar Juwarsah adalah salah satu dari beragam manuskrip kuno yang digunakan sebagai media ritual pelantunan tembang di Banyuwangi.