Lontar Murtasiyah merupakan karya sastra Jawa yang termasuk dalam kesusastraan bernuansa tasawuf. Tokoh utama dalam teks ini adalah Dewi Murtasiyah. Secara garis besar, teks ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Dewi Murtasiyah yang sangat berbakti kepada suaminya yang bernama Syeh Arip yang dikenal sebagai seorang yang ahli ibadah. Syeh Arip dan Dewi Murtasiyah tinggal di sebuah desa bernama Desa Sabah yang terkenal sangat subur. Nasihat Syeh Arip kepada istrinya agar seorang istri hendaknya berlaku sabar, menaati nasihat dan pesan suaminya, baik budi pekertinya, dan memiliki sopan santun. Durhaka kepada suami sama dengan durhaka kepada Nabi dan mendurhakai Nabi berarti mendurhakai Allah SWT, Sang Pencipta. Kelak perempuan yang seperti itu pasti akan celaka. Nasehat Syeh Arip terkait sifat-sifat wanita tersebut merupakan ciri seorang wanita utama.
Murtasiyah adalah perempuan yang patuh terhadap suaminya. Karena nila setitik yang dilakukannya, Murtasiyah harus menghadapi nasib malang untuk mencari pengampunan. Kisah Murtasiyah ini dipenuhi dengan derita dan kebahagiaan, perpisahaan dan pertemuan kembali. Kisah Murtasiyah merupakan penggambaran perempuan pada sastra klasik Jawa yang diproduksi pada abad XX. Hal ini merupakan gambaran bahwa perempuan menduduki posisi penting pada setiap masa. Perubahannya selalu dicatat pada karya sastra sebagai representasi perubahan zaman.