Page 17 - Minak Jinggo
P. 17
mempunyai ciri khas dan bentuk seni yang melatarbelakangi setiap
lingkungan masyarakat. Namun demikian tak dapat dipungkiri bahwa dalam
seni di tiap daerah tetap mempunyai pengaruh dan hubu-ngan yang kuat
antara satu dan lainnya.
Letak geografis Banyuwangi yang dekat dengan laut menjadikan
semakin mudahnya budaya luar masuk ke Banyuwangi dikarenakan laut
merupakan salah satu akses jalannya informasi dari luar Banyuwangi
masuk ke Banyuwangi. Sehingga banyak etnis datang ke Banyuwangi
terutama setelah pembukaan berbagai macam perkebunan oleh Belan-da
yang menyebabkan banyaknya orang luar masuk ke Banyuwangi sebagai
pekerja perkebunan.
Penduduk Banyuwangi terdiri dari multi etnis yang mendiami
daerah-daerah berlainan. Seperti masyarakat Using yang berada di daerah
utara yang berdekatan dengan kota Banyuwangi, masyarakat Jawa yang
bermukim di daerah selatan, serta masyarakat Madura yang bermukim
di area perke-bunan dan dekat pantai. Selain itu juga terdapat masyarakat
Bugis, Bali, Cina dan lain-lain. Dilihat dari sejarahnya, jumlah penduduk
Banyuwangi (yang pada waktu itu masih bernama Blambangan) setelah
jatuhnya Bayu pada tahun 1772 tidak lebih dari 3000 orang atau sekitar 8,3
persen dari jumlah penduduk sebelum kedatangan Belanda di Blambangan
(Margana, 2012).
Sebagai wilayah yang dihuni oleh berbagai etnis, Banyuwangi
sangat kaya akan potensi seni dan budaya serta adat istiadatnya. Hampir
semua etnis yang tinggal di Banyuwangi sangat peduli terhadap
budayanya. Menurut Koentjaraningrat kesenian merupakan salah satu dari
tujuh unsur yang membentuk kebudayaan (Koentjaraningrat, 1987). Buku ini tidak diperjualbelikan.
Kesenian sebagai hasil dari kebudayaan manusia mempu-nyai nilai penting
dalam kehidupan dan perkembangan umat manusia.
Banyak kesenian tradisional asli yang tidak dapat dipertahankan
Hervina Nurullita & Yuli Kartika Efendi 3