Page 65 - Lontar Yusup Murub Muncar
P. 65

agar pesan dan arti yang terkandung dalam teks asli dapat dipahami
                 dengan baik dalam bahasa sasaran.
                        Selain itu, penerjemahan ini juga mengabaikan bentuk puisi
                 (tembang) yang menjadi ciri khas dari puisi tradisional tersebut. Ini
                 artinya,  struktur  dan  irama  puisi  asli  mungkin  tidak  akan  dijaga
                 sepenuhnya  dalam  penerjemahan  ini.  Hal  ini  bisa  terjadi  karena
                 bentuk puisi sering kali sangat terkait dengan bahasa asli dan budaya
                 tempat  puisi  itu  berasal,  dan  sulit  untuk  dipertahankan  dengan
                 sempurna  dalam  bahasa  dan  budaya  sasaran.  Karena  itu,  fokus
                 utama  penerjemahan  ini  adalah  pada  pemahaman  makna  dan
                 penyampaian pesan, bukan pada mereproduksi bentuk dan struktur
                 puisi yang spesifik.
                        Memang benar bahwa penerjemahan puisi adalah tugas yang
                 sangat  menantang,  terutama  jika  itu  adalah  jenis  puisi  tradisional
                 yang  memiliki  struktur  dan  pola  tertentu  seperti  tembang.
                 Kehilangan aspek-aspek seperti irama, rima, dan struktur bunyi yang
                 khas  dari  tembang  adalah  hal  yang  umum  terjadi  dalam
                 penerjemahan puisi. Namun, tujuan utama dari penerjemahan puisi
                 adalah untuk menyampaikan inti pesan dan ekspresi emosional dari
                 puisi tersebut, meskipun dengan beberapa perubahan struktur atau
                 bentuk.  Bentuk  tembang  Lontar  Yusup  Murub  Muncar    memiliki
                 kaidah dangding (bunyi suku kata pada akhir larik) yang dalam tradisi
                                                           42
                 tembang  Jawa  disebut  sebagai  guru  lagu .  Penerjemahan  bentuk
                 puisi  seperti  itu  hampir  tidak  mungkin  dilakukan.  Demikian  pula
                 dalam Lontar Yusup Murub Muncar  ini sebagai puisi, penerjemahan
                 gaya  puisi  (kata-kata  padat,  terpilih,  serta  simbolik)  tidak  bisa
                 sepenuhnya  dilakukan.  Penerjemahan  gaya  puisi  pada  beberapa
                 bagian  yang  mungkin  dipertahankan  tetap  diperta-hankan,  namun
                 pada bagian lain menggunakan narasi dengan kalimat biasa.
                        Proses  penerjemahan  teks  Lontar  Yusup  Murub  Muncar
                 menggunakan beberapa kamus sebagai alat bantu. Beberapa kamus




                 42  Guru lagu dalam tembang macapat adalah persamaan bunyi sajak pada akhir
                 kata dalam setiap baris. Bunyi lagu pada akhir gatra (a, i, u, e, o) disebut dong
                 dinge swara. Masing-masing jenis tembang macapat memiliki pedoman yang tidak
                 dapat diganti, baik jatuhnya aksara vokal di setiap akhir kata maupun barisnya.


                                                 47
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70