Page 108 - Warita Sang Kelana
P. 108

Antologi Cerpen


                      Ibunya  pun  turut  menangis,  dia  tak  bisa  menyem-
               bunyikan kesedihannya.
                      "Sudah, Nak. Semua sudah takdir, pasti Ayah bangga
               dengan kamu. Ibu yakin, di atas sana Ayah ikut tersenyum
               bahagia melihatmu bisa mencapai cita-citamu."
                      Hari ini, pertama kali Claudya bekerja dia memakai
               jas  putih  dengan  name  tag  bertuliskan  namanya.  Rasa
               bangga dan haru tersemat di hatinya, apa yang dia impikan
               sekarang  telah  terwujud.  Sebentar  lagi  dia  bisa  mem-
               bahagiakan ibunya.
                      Seiring  berjalannya  waktu,  Claudya  bisa  membeli
               rumah  dan  mobil.  Bahkan  dia  juga  mendaftarkan  umroh
               untuk ibunya.
                      "Nak,  apa  semua  ini  tidak  berlebihan?"  tanya  sang
               ibu.
                      "Tidak,  Ibu.  Semua  ini  untuk  Ibu,  Claudya  bekerja
               untuk Ibu. Claudya bisa sukses juga berkat doa Ibu, jadi se-
               mua ini untuk Ibu," jawab Claudya.
                      Ibunya  menangis  terharu,  dia  memeluk  Claudya
               dengan erat.
                      "Terima  kasih,  Bu,  berkat  doa  tulusmu,  aku  bisa
               menjadi orang sukses. Engkau memang malaikat tak bersa-
               yap yang selalu menjadi pelindung dan penguatku. Kesuk-
               sesan ini berkat doamu, Bu," batin Claudya.
                      Tamat.....








                                          94
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113