Page 40 - Minak Jinggo
P. 40

gagasan,  keinginan,  perasaan,  atara  penari  sesuai  kebutuhannya.  Sistem
            komunikasi  dengan  menggunakan  bahsa  Jawa,  meskipun  tidak  secara
            tertulis  ada  sebuah  aturan  atau  kaidah-kaidah  secara  prinsip  kesopanan
            sudah tertanam dan lekat dengan hati nurani yang dalam (Haryono, 2014).

                  Para  pemeran  tokoh  dalam  Langendriyan  berdialog  dengan
            menggunakan tembang macapat. Penyampaian tembang dalam satu
            pupuh  dapat  dilakukan  oleh  seorang  atau  lebih  secara  bergantian.  Jika
            dibandingkan  dengan  wayang  orang,  terdapat  perbedaan  antara
            Langendriyan dengan wayang orang. Perbedaan tersebut antara lain
            tampak pada cerita atau lakon dan bentuk dialog  yang digunakan.  Lakon
            dalam Langendriyan berpijak pada cerita Damarwulan sedangkan lakon
            dalam  wayang  orang  pada  umumnya  berpijak  pada  cerita  Mahabarata.
            Perbedaan  yang  kedua  adalah  cara  berdialog    yang  digunakan
            sebagai  sarana  komunikasi.  Pada  Langendriyan  menggunakan dialog
            dalam  bentuk  tembang,  sedangkan  dalam  wayang  orang  digunakan
            antarwacana dan kadang-kadang tembang (Widyas-tutningrum, 2006).

                  Langendriya di Yogyakarta muncul pada zaman pemerintahan
            Sultan  Hamengkubuwono  VI  (1855-1877).  Lagendriyan  ini  berawal
            dari kebiasaan  membaca tembang  yang dilkukan pada setiap bulan puasa.
            Kebiasaan membaca tembang ini dilakukan karena tradisi kegiatan belajar
            tari  dan  karawitan  dihentikan  selama  bulan  puasa,  sebagai  wujud
            penghormatan  terhadap  bulan  suci  dan  orang  yang  menjalankan  ibadah
            puasa.  Oleh  karena  itu  setiap  sore  selama  bulan  ramadhan  diadakan
            pertemuan lesehan untuk membaca babad yang berbentuk tembang. R.T
            Purwadiningrat mengembangkan kegiatan  membaca tembang isi buku
            babad  itu  dengan  dilagukan  lebih  baik.  Maka  pembacaan  buku  babad  ini  Buku ini tidak diperjualbelikan.
            dilakukan oleh beberapa orang dan setiap orang diberi peran masing-masing
            serta  berpakaian  yang  rapi  agar  kelihatan  lebih  menarik.  Adapun  pelak-
            sanaannya dilakukan







            26                                             Kesenian Damarwulan
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45